Warna Mempengaruhi Persepsi Makanan

Banyak di antara kita yang indera perasanya sering tertipu oleh indera penglihatannya.

Jadi mengapa indera perasa kita tertipu oleh mata kita? Kita mengharapkan makanan kita terasa seperti apa yang kita lihat. Ketika warna makanan tidak sesuai atau berbeda dari yang kita harapkan, otak kita memberi tahu kita bahwa rasanya akan berbeda. Studi ilmiah membuktikan bahwa kita sering menilai kualitas makanan berdasarkan warna untuk mengidentifikasi rasa, yang pada akhirnya memengaruhi keputusan pembelian kita.

Indra pengecap kita berperan penting dalam menentukan empat rasa dasar – manis, asin, asam, dan pahit. Sinyal akan dikirim dari indra pengecap kita ke otak untuk mengartikan rasa. Namun, sebelum kita menyantap makanan, kita akan melihatnya terlebih dahulu; hal ini mengirimkan sinyal ke otak kita untuk mengartikan rasa makanan sebelum kita benar-benar mengonsumsinya, yang menentukan rasa dan aroma makanan yang diharapkan.

Manusia mengasosiasikan warna dengan makanan, dan menyamakan warna tersebut dengan rasa dan aroma tertentu. Misalnya, makanan berwarna hitam dianggap pahit atau memiliki rasa gosong, warna cerah seperti kuning dianggap manis atau asam, merah dianggap pedas.

Untuk makanan segar, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, kita mengandalkan warna untuk menentukan tingkat kematangan dan kesegarannya. Jadi jika warna suatu produk makanan tidak sesuai dengan harapan kita, secara psikologis kita akan mempersepsikan rasa dan aromanya secara berbeda.

Selain warna, penyajian juga berperan dalam persepsi kita tentang rasa makanan.

Dalam sebuah penelitian, para peneliti meminta para peserta untuk menilai rasa kopi yang sama yang dituangkan ke dalam tiga cangkir dengan warna berbeda – putih, biru, dan bening. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar menilai kopi dari cangkir putih memiliki rasa yang lebih kuat dan pahit dibandingkan dengan cangkir biru dan bening.

Dalam penelitian lain, warna piring juga terbukti mempengaruhi persepsi terhadap makanan. Peserta dalam penelitian ini menilai sampel mousse yang sama dari piring putih lebih manis dibandingkan sampel mousse dari piring hitam.

Peran warna dalam persepsi kita terhadap rasa telah lama diteliti oleh perusahaan makanan untuk lebih memahami perilaku konsumen dan bagaimana warna memengaruhi persepsi terhadap produk mereka. Perusahaan makanan memanfaatkan efek psikologis ini untuk keuntungan mereka. Pewarna makanan sering ditambahkan ke makanan olahan, kemasan, dan bahkan makanan segar untuk meningkatkan kesan suatu produk makanan guna memastikan rasa, aroma, atau kualitas tertentu.

Untuk informasi lebih lanjut tentang solusi warna untuk makanan dan kemasan makanan, Anda dapat menghubungi Konica Minolta Sensing Singapura di nomor 6563 5533 atau mengirim email kepada kami di ssg@gcp.konicaminolta.com

Tentang Penulis: Garie Xu

Garie Xu adalah Sales Engineer di Konica Minolta Sensing Singapore Pte Ltd. Lulusan teknik manufaktur ini terutama terlibat dalam penjualan, seminar, pelatihan, dan pembinaan di bidang manajemen cahaya dan warna. Dengan pengalaman 3 tahun sebelumnya di industri minyak dan gas serta 2 tahun di Konica Minolta, ia menyediakan solusi untuk berbagai aplikasi industri. Ia juga telah menyelenggarakan seminar dan lokakarya untuk mendidik industri tentang teknologi instrumentasi dan ilmu warna.