Mengukur Pewarna Makanan Alami
Warna mempengaruhi persepsi dan penerimaan rasa oleh konsumen, itulah sebabnya pewarna atau bahan tambahan warna sering ditambahkan ke dalam makanan agar terlihat menggugah selera. Mereka juga dapat ditemukan dalam aplikasi non-makanan seperti obat-obatan dan kosmetik. Pewarna makanan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu buatan dan alami.
Karena semakin banyak konsumen yang menyatakan kekhawatirannya terhadap pewarna buatan dalam makanan, produsen berupaya mengganti pewarna buatan dengan pewarna alami. Namun pewarna alami yang umumnya berasal dari buah-buahan dan sayur-sayuran cenderung kurang cerah dan mahal. Dibutuhkan dosis yang lebih tinggi dibandingkan pewarna buatan untuk mendapatkan warna serupa sehingga meningkatkan biaya produksi.
Dosis yang berlebihan juga dapat menutupi aroma dan rasa makanan yang diinginkan dengan sendirinya. Untuk mempertahankan warna yang diinginkan tanpa menggunakan pewarna alami secara berlebihan, alat pengukur warna akan sangat membantu.
Pewarna makanan alami tersedia dalam berbagai bentuk seperti bubuk, cair, atau pasta. Setiap bentuk memerlukan mode pengukuran tertentu, baik reflektansi atau transmitansi, untuk menghasilkan data warna yang akurat dan dapat diulang.
Alat ukur warna seperti Spektrofotometer Konica Minolta CM-5, yang mampu mengukur reflektansi dan transmitansi, memberikan solusi hemat biaya bagi produsen untuk memformulasi ulang resep warna mereka. Berbagai macam aksesori juga tersedia untuk membantu produsen melakukan pengukuran warna dengan mudah.
Tonton video ini untuk mempelajari cara kerjanya CM-5 memudahkan pengukuran warna.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang mengukur pewarna makanan alami, Anda bisa menulis kepada kami atau hubungi kami di 6563 5533 untuk konsultasi gratis.